Ranking kadang menjadi momok yang mencemaskan orangtua. Saat pembagian rapor seharusnya anak merasa bangga dengan hasil belajarnya, bukan merasa tertekan. Akibatnya anak ada perasaan takut kalau tidak mendapat ranking satu atau masuk lima besar.
Harusnya nih, orangtua menghargai dulu hasil jerih payah anak selama belajar. Apapun hasil yang diterima, itulah potensi yang harus dikembangkan.
Dan, orangtua harus sangat bijak dalam hal ini. Jangan sampai membandingkan anaknya dengan anak orang lain. Akan lebih bijak apabila membandingkan anaknya dengan anak itu sendiri. Misalnya dengan mengatakan, “nilai semester ini lebih rendah dari semester sebelumnya, coba berusaha lagi pasti bisa lebih bagus.”
Akhirnya, anak akan lebih enak mendengarnya. Karena tidak ada tekanan untuk melampaui target. Minimal anak akan berpikir “o iya…kalau semester lalu saya bisa meraih nilai bagus, kenapa sekarang tidak!”
Orangtua tentunya bisa mengukur potensi anaknya. Silakan saja memberi motivasi dengan melihat ranking. Tapi jangan sampai menjadi patokan mutlak dalam mengukur potensi intelegensi dan pribadi anak. Jangan sampai orangtua memberi label “si bodoh” kepada anaknya hanya karena anaknya tidak meraih ranking yang diharapkan.
Saat penerimaan rapor, orangtua harus menjadi teman yang baik dalam memberi pemahaman dan motivasi. Jangan sampai sebaliknya, anak ditatar atau bahkan dimarahi karena gagal meraih ranking sesuai harapannya. Terlebih orangtua merasa malu. Akan lebih baik apabila orangtua memberi kejutan kecil usai menerima rapor, sekalipun anaknya tidak rangking satu atau masuk lima besar.
Kenapa memberi penghargaan jerih payah belajar anak hanya menunggu ranking? Justru motivasi terbaik adalah ketika anak mendapat kejutan. Anak akan merasa aman karena tidak dicekoki ranking lagi.
Orangtua harus bisa menjadi teman, guru, dan menjadi orangtua bagi anak-anaknya. Orangtua harus tahu menempatkan diri, kapan menjadi salah satu peran itu. Nah, di saat-saat usai penerimaan rapor ini anak sangat membutuhkannya. (sory ya pak, bu, ini sekadar wejangan alias nasehat biar anak-anak kita yang nggak dapat ranking tak berkecil hati).
0 komentar:
Posting Komentar